Rabu, 03 Februari 2010

MANAJEMEN/ASUHAN KEBIDANAN PADA KOMUNITAS

1. Identifikasi Masalah

Bidan yang bekerja di desa memberikan pelayanan KIA dan KB di masyarakat yang berada di desanya.

Sebagai pemberi pelayanan kesehatan, bidan melalukan identifikasi untuk mengatasi keadaan dan masalah kesehatan masyarakat di desanya, terutama kesehatan ibu dan anak. Untuk itu ia melakukan pengumpulan data. Berdasarkan sumber data, pengumpulan dilaksanakan secara langsung ke masyarakat (data subyektif) dan tidak langsung (data obyektif).

a. Data Subyektif

Data subyektif diperoleh dari informasi langsung yang diterim dari masyarakat melalui wawancara.

b. Data Obyektif

Data obyektif adalah data yang diperoleh dari hasil observasi, pemeriksaan dan penelaahan catatan keluarga, masyarakat dan lingkungannya.

2. Analisa Data

Seluruh data yang dikumpulkan, yang relevan, digunakan sebagai bahan untuk analisa. Dari data yang terkumpul diperoleh informasi tentang:

a. Hubungan antara penyakit atau status kesehatan dengan lingkungan, keadaan sosial-budaya (perilaku), pelayanan kesehatan yang ada, serta faktor-faktor keturunan yang berpengaruh terhadap kesehatan.

b. Masalah-masalah kesehatan (termasuk penyakit) ibu dan anak balita.

c. Masalah utama kesehatan ibu dan anak serta penyebabnya.

d. Faktor-faktor pendukung dan penghambat bila upaya perbaikan kesehatan ibu dan anak balita serta KB dilakukan.

3. Perumusan Masalah

Setelah data dianalisa, selanjutnya dirumuskan masalah kesehatan masyarakat.

Rumusan masalah kesehatan masyarakat dapat menggambarkan keadaan kesehatan dan status kesehatan masyarakat karena merupakan hasil dari pemikiran dan pertimbangan yang mendalam tentang situasi kesehatan, lingkungan, norma, nilai, kultur yang dianut oleh masyarakat tersebut.

Dalam penyusunan masalah kesehatan, seorang bidan harus selalu mengacu pada tipologi masalah kesehatan. Dalam tipologi masalah kesehatan masyarakat, ada tiga kelompok masalah besar, yaitu:

a. Ancaman Kesehatan

Adalah keadaan yang dapat meningkatkan terjadinya penyakit, kecelakaan dan kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan. Termasuk dalam ancaman kesehatan:

1) Penyakit keturunan seperti: diabetes mellitus, asma bronchial, dll.

2) Masyarakat yang menderita penyakit menular seperti TBC dan gonore.

3) Jumlah masyarakat yang terlalu besar dan tidak sesuai dengan kemampuan dan sumber daya keluarga.

4) Risiko terjadin kecelakaan dalam masyarakat.

5) Kekurangan atau kelebihan gizi dalam masyarakat.

6) Keadaan yang dapat menimbulkan stress.

7) Sanitasi lingkungan yang kurang.

8) Kebiasaan yang merugikan kesehatan, seperti merokok.

9) Sifat kepribadian yang melekat, misal pemarah.

10) Riwayat persalinan sulit

b. Kurang atau Tidak Sehat

Adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan. Termasuk di dalamnya:

1) Kecelakaan sakit.

2) Kegagalan pertumbuhan dan perkembangan anak.

c. Situasi Krisis

Adalah saat-saat yang banyak menuntut individu atau keluarga dalam menyesuaikan diri. Termasuk di dalamnya:

1) Perkawinan.

2) Kehamilan.

3) Persalinan.

4) Masa nifas.

5) Menjadi orang tua.

6) Abortus.

7) Anak masuk sekolah.

8) Kehilangan pekerjaan.

9) Kematian.

10) Pindah rumah.

11) Remaja.

4. Prioritas Masalah

Setelah menentukan masalah, langkah selanjutnya adalah menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga. Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan keluarga, didasarkan pada beberapa kriteria sebagai berikut:

a. Sifat masalah, dikelompokkan menjadi:

1) Ancaman kesehatan

2) Keadaan sakit atau kurang sehat

3) Situasi krisis

b. Kemungkinan masalah dapat diubah, yaitu kemungkinan keberhasilan untuk mengurangi masalah atau mencegah masalah bila dilakukan intervensi kesehatan.

c. Potensi masalah untuk dicegah, yaitu sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dan dapat dikurangi atau dicegah melalui tindakan kesehatan.

d. Masalah yang menonjol, yaitu cara keluarga melihat dan menilai masalah dalam hal berat dan mendesaknya masalah tersebut untuk diatasi melalui intervensi kesehatan.

Untuk dapat menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga perlu disusun skala prioritas sebagai berikut:

Table 1. Skala Prioritas

No

Kriteria

Nilai

Bobot

1

Sifat masalah

-

1


Skala: Ancaman kesehatan

Tidak atau kurang sehat

Situasi krisis

2

3

1


2

Kemungkinan masalah untuk diubah

-

2


Skala: Dengan mudah

Hanya sebagian

Tidak dapat

2

1

0


3.

Potensi masalah untuk diubah

-

1


Skala: Tinggi

Cukup

Rendah

3

2

1


4

Menonjolnya masalah

0

1


Skala: Masalah berat harus segera ditangani

Masalah tidak harus segera ditangani

Masalah dapat dirasakan

2

1

0


Scoring:

a. Tentukan skor setiap kriteria

b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot

c. Jumlah skor untuk semua kriteria

d. Skor tertinggi

5. Perencanaan

Langkah selanjutnya setelah pengkajian adalah menyususn perencanaan kesehatan keluarga. Rencana kesehatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan bidan untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah kesehatan yang telah teridentifikasi.

Langkah-langkah dalam pengembangan rencana:

a. Pengkajian

Dengan melakukan pengkajian, bidan akan dapat menemukan:

1) Masalah-masalah kesehatan keluarga

2) Kebutuhan-kebutuhan kesehatan keluarga

b. Penentuan Sasaran

Sasaran adalah keadaan atau situasi yang diharapkan tindakan dilaksanakan. Sasaran merupakan tujuan dimana segala usaha diarahkan.

c. Perumusan Tujuan

Tujuan merupakan yang lebih rinci tentang hasil. Tujuan akan menentukan kriteria dan standar yang akan dipakai untuk menilai keberhasilan tindakan.

Ada dua kriteria, yaitu kriteria verbal atau kriteria yang diucapkan oleh keluarga dan kriteria non verbal yaitu kriteria yang dapat diamati atau dilihat.

Standar adalah suatu tingkatan pelayanan yang diinginkan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Rencana pelaksanaan mencakup:

a. Pemeliharaan kesehatan yang diberikan dan perbaikan gizi yang dilakukan

b. Penyuluhan yang diberikan kepada kelompok ibu khusus untuk menjaga kesehatan individu dari ibu dan bayi

c. Penyuluhan yang disampaikan kepada keluarga yang terkait dengan perbaikan lingkungan

d. Dukungan yang diharapkan dari sektor/instansi lain termasuk pimpinan dan tokoh masyarakat serta organisasi masyarakat

e. Dukungan dari Dukuh dan kader kesehatan

6. Kegiatan

Kegiatan yang dilakukan bidan di komunitas mencakup rencana pelaksanaan yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

Dalam pelaksanaannya, bidan memonitor perkembangan dan perubahan yang terjadi pada ibu, anak dan lingkungan. Tidak selalu upaya yang dilakukan akan mencapai hasil yang diharapkan, karena dalam pelaksanaan tindakan jarang ditemukan masalah dan hambatan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan tindakan:

a. Merangsang keluarga untuk mengenal dan menerima masalah dan kebutuhan kesehatan mereka, melalui:

1) Memperluas pengetahuan masyarakat melalui penyuluhan kesehatan.

2) Membantu melihat situasi dan akibat dari situasi tersebut.

3) Meningkatkan kebutuhan kesehatan dari sasaran masyarakat.

4) Mengembangkan sikap positif dalam masyarakat.

b. Menolong keluarga untuk melakukan tindakan

1) Merundingkan dengan masyarakat mengenai akibat-akibat jika mereka tidak mengambil tindakan.

2) Memperkenalkan kepada masyarakat tentang alternative yang dapat dipilih dan sumber yang diperlukan dalam melakukan tindakan.

3) Membandingkan dengan masyarakat akibat dari tindakan dan kemungkinan efek samping yang mungkin timbul.

c. Menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap bidan

Memberikan asuhan kepada anggota masyarakat yang sakit

1) Mencari data untuk mengurangi ancaman kesehatan dan perkembangan kepribadian anggotanya.

2) Membantu memperbaiki fasilitas fisik rumah dengan menolong keluarga memperbaiki yang sudah ada.

3) Mengembangkan pola komunitas dengan keluarga agar terjadi saling pengertian yang mendalam.

4) Membantu keluarga mengembangkan kesanggupan mereka dalam memenuhi kebutuhan psikologis anggotanya.

5) Mencegah rintangan dalam mengadakan rujukan.

6) Bidan harus mempunyai yang luas tentang sumber daya yang ada di masyarakat dan bagaimana memanfaatkannya.

7. Evaluasi

Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui ketepatan atau kesempurnaan antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Suatu kegiatan dikatakan berhasil apabila evaluasi menunjukkan data yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Walaupun tujuan telah dicapai, bukan berarti tidak diperlukan pengkajian lebih lanjut. Bila kegiatan berhasil mencapai tujuan, maka identifikasi dilakukan dalam mengantisipasi kemungkinan terjadi masalah lain yang timbul akibat keberhasilan tersebut. Metode evaluasi yang digunakan dalam penulisan laporan adalah metode evaluasi format SOAP sebagai berikut:

S : Subjective adalah informasi yang didapat dari klien

O : Objective adalah informasi yang didapat dari pengamatan

A : Assessment adalah analisa masalah klien atau keluarga

P : Planning adalah rencana tindakan yang akan diambil