Rabu, 26 Februari 2014

KEPUTIHAN (LEUKOREA)



Pengertian Leukorea
Beberapa pengertian leukorea atau keputihan adalah sebagai berikut:
  1. Leukorea (fluor albus) atau keputihan adalah pengeluaran cairan dari jalan lahir yang bukan darah.
  2. Leukorea atau keputihan adalah nama gejala yang diberikan pada cairan yang keluar dari saluran genetalia wanita, yang tidak berubah.
  3. Leukorea atau keputihan adalah sekret putih yang kental keluar dari vagina maupun rongga uterus (Kamus Kedokteran).
Leukorea atau keputihan yang terjadi pada wanita tidak menyebabkan kematian tetapi kesakitan , karena cairan yang keluar selalu membasahi bagian dalam dan terkadang menimbulkan iritasi, rasa gatal sehingga membuat ketidaknyamanan. Leukorea merupakan gejala awal dari infeksi, keganasan atau tumor jinak reproduksi.
Secara alamiah wanita mengeluarkan cairan dari alat kelaminnya yang berasal dari :
  1. Transudat dinding vagina.
  2. Lendir servik.
  3. Lendir kelenjar bartholini dan skene.
Asal Leukorea
Leukorea atau keputihan berasal dari:
  1. Vulva.
  2. Vagina.
  3. Servik uteri.
  4. Korpus uteri.
  5. Tuba.
Vulva
Sekret dalam vulva dihasilkan oleh kelenjar- kelenjar bartholini dan skene. Sekret ini bertambah pada perangsangan, misalnya sewaktu koitus. Jika kelenjar- kelenjar tersebut meradang, oleh karena infeksi maka sekret berubah jadi flour.
Vagina
Vagina tidak mempunyai kelenjar dan dibasahi oleh cairan transudat dan lendir dari servik. PH dalam vagina disebabkan oleh kegiatan hasil diderlein yang mengubah glukogen (epitel vagina) menjadi acidum lacticium.
Servik uteri
Sekret servik yang normal bersifat jernih, liat dan alkalis. Sekret ini dipengaruhi hormon- hormon ovarium baik kuantitas atau kualitasnya. Sekret bertambah pada infeksi (cervicitis) yang dipermudah kejadiannya oleh robekan servik dan tumor servik.
Korpus uteri
Korpus uteri hanya menghasilkan sekret pada fase post ovulator. Sekret bertambah pada endometritis akut, jika ada sisa plasenta polip mioma submucosa dan carcinoma.
Tuba
Tuba jarang mengeluarkan flour albus, kadang-kadang terjadi pada hydrosalpinx profluens.

Klasifikasi Leukorea
Leukorea terbagi menjadi dua yaitu:
  1. Leukorea fisiologis.
  2. Leukorea patologis.
Leukorea fisiologis
Leukorea fisiologis terjadi mendekati ovulasi (karena rangsangan seksual), menjelang dan sesudah menstruasi atau pengaruh hormone pada kehamilan. Terdiri dari cairan yang kadang-kadang berupa mucus yang mengantongi banyak epitel dengan leukosit yang jarang. Ciri-cirinya adalah: berwarna putih dan menjadi kekuningan bila kontak dengan udara karena prosesokside; tidak gatal; tidak mewarnai pakaian dalam dan tidak berbau.
Leukorea patologis
Leukorea patologis terjadi karena infeksi vaginal, infeksi trikomonas vaginalis, infeksi jamur candida albicans, keganasan reproduksi ataupun adanya benda asing dalam jalan lahir. Terdapat banyak leukosit. Ciri-ciri adalah: terjadi peningkatan volume (membasahi celana dalam); terdapat bau yang khas; perubahan konsistensi dan warna; penyebab infeksi Trikomoniasis, Kandidiasis dan Vaginosis bacterial.

Gejala Leukorea
Gejala klinis dari leukorea atau keputihan antara lain:
  1. Gatal, berbau, dan berbuih.
  2. Sekret vagina bertambah banyak.
  3. Bergumpal, campur darah
  4. Dispareunia / sakit pada waktu koitus.
  5. Disuria / rasa panas saat kencing.
Penyebab Leukorea
Penyebab keputihan atau leukorea dapat dikategorikan sebagai berikut:
  1. Konstitusional.
  2. Kelainan endokrin.
  3. Infeksi.
  4. Penyebab lain.
Konstitusional
Penyebab leukorea atau keputihan secara konstitusional ditemukan pada keadaan anemia, nefritis dan pada bendungan umum (decompensatio cordis, serosis, hepatitis).
Kelainan endokrin
Seperti pada fungsional bleeding (kadar estrogen tinggi). Pada kehamilan (karena hidraemia dan pengaruh endokrin).
Infeksi
Penyebab leukorea atau keputihan oleh karena infeksi antara lain:
  1. Vultasi–vulvo vaginitis.
  2. Vaginitas (kolpitis).
  3. Servivitis.
  4. Salpingitis
Penyebab lain
Penyebab lain leukorea atau keputihan antara lain:
  1. Corpus allienum : possarium, rambut kemaluan, rambut wol, kain atau kapas.
  2. Alat- alat atau obat- obat kontrasepsi.
  3. Fitula (Fistula vesicovaginalis, Fistula Fectovaginalis).(Manuaba, 2001).
Jenis Leukorea
  1. Kandidiasis vulvovaginalis (KVV).
  2. Trikomoniasis.
  3. Vaginosis bacterial.
  4. Infeksi genital non spesifik.
Kandidiasis Vulvovaginalis (KVV)
Kandidiasis Vulvovaginalis (KVV) disebabkan oleh candida albicans atau kadang oleh candida sp atau ragi lainnya. Gejala klinisnya antara lain: gatal pada vulva dan vagina; vulva lecet; duh tubuh vagina dan dapat sampai dispareuni. Sedangkan gejala lain yang mungkin timbul antara lain: eritema; dapat timbul fisura; edema; duh tubuh vagina putih seperti susu mungkin bergumpal, tidak berbau dan terdapat lesi satelit. Pemeriksaan penunjang dengan sediaan apus dari duh tubuh vafina dengan pewarnaan garam ditemukan blastospora dan pseudohifa; sediaan basah
dengan larutan KOH 10 % ditemukan pseudohifa dan atau blastospora. Penatalaksanaan Kandidiasis Vulvovaginalis (KVV) akut dengan pemberian Ketokonazole 200 mgr tablet 2 tab x 5 hari; Flukonazol 150 mgr tablet dosis tunggal; Intrakonazolel 100 mgr tablet 2 tab x 3 hari.
Trikomoniasis
Trikomoniasis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit ber Flagela Trikomonas vaginalis. Gejala klinis antara lain: 10-50 % asimtomatik; duh tubuh vagina berbau, dapat disertai gatal pada vagina; kadang-kadang terdapat rasa tidak enak di perut bagian bawah. Sedangkan gejala lain antara lain: duh tubuh vagina dengan konsistensi bermacam-macam dari sedikit banyak dan ecer bentuk kuning kehijauan berbusa dapat terjadi pada 10–30 % wanita; vuivitis dan vaginitis; gambaran serviks strobery dapat ditemukan pada 2 % pasien; pada 5–15 % tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan. Adapun pemeriksaan penunjang dengan cara duh tubuh vagina dari forniks posterior dan dilakukan pemeriksaan sediaan basah dengan larutan NaCl fisiologis. Terdapat Tricomonas Vaginalis dengan pergerakan flagella yang khas. Penatalaksanaan dengan pemberian Metonidazole 2 gram oral dosis tunggal atau Metronidazole 2 x 0,5 mg oral selama 7 hari.
Vaginosis bacterial
Vaginosis bacterial adalah sindrom klinis yang disebabkan oleh pergantian lactobacillus sp penghasil H2O2 yang normal di dalam vagina dengan sekelompok bakteri aerob. Gejala klinis antara lain: duh tubuh vagina putih homogen, melekat pada dinding vagina dan vestibulum; pH cairan vagina > 4,5; terciumnya bau amis seperti ikan pada duh tubuh vagina yang diolesi dengan larutan KOH 10 %. Pemeriksaan penunjang dengan sediaan apus dengan pewarnaan gram ditemukam clue cell. Penatalaksanaan Non medikamentosa dengan cara: pasien dianjurkan untuk menghindari vaginal douching atau bahan antiseptic; konseling. Sedangkan penatalaksanaan Medikamentosa dengan pemberian obat pilihan yaitu Metronidazole 2 x 500 mg / hari selama 5–7 hari; Metronidazole 2 gram peroral dosis tunggal; pemberian obat alternatif yaitu Klindamicin 2x 300 mg / hari peroral selama 7 hari.
Infeksi genital non spesifik
Infeksi genital non spesifik adalah infeksi saluran genital yang disebabkan oleh penyebab nonspesifik. Istilah ini meliputi berbagai keadaan yaitu uretritis non spesifik, uretritis non gonore proktitis non spesifik dan infeksi spesifik pada wanita. Keluhan pada wanita berupa duh tubuh vagina; perdarahan antar menstruasi; perdarahan pasca koitus; disuria bila mengenai uretra; asimptomatik. Gejalanya duh tubuh endoserviks mukopurulent; ektopia serviks disertai edema serviks rapuh, mudah berdarah. Pemeriksaan penunjang dari duh tubuh genetalia. Penatalaksanaan dengan pemberian Doksisiklin 2 x 100 mg / hr selama 7 hari; Terasiklin 4 x 500 mg / hr selama 7 hari; Eratromicin 4 x 500 mg / hr selama 7 hari.
Diagnosis Lekhorea
Diagnosa sebab keputihan dapat dicari dengan cara sebagai berikut:
  1. Anamnase.
  2. Kedaaan umum.
  3. Pemeriksaan dalam.
  4. Pemeriksaan mikrobiologis dan bakteriologis, meliputi: cairan seperti susu biasanya berasal dari vagina; cairan yang liat muko purulen berasal dari servik; cairan yang purulen biasanya disebabkan gonococcus; cairan yang membuih oleh trichomonas; zat seperti keju oleh monilia biasanya gatal; cairan yang jernih terdapat pada asthenia; flour bercampur darah terdapat pada endometritis senilis.
Penatalaksaan Lekhorea
Penatalaksanaan leukorea atau keputihan tergantung dari penyebab infeksi seperti jamur, bakteri atau parasit. Umumnya diberikan obat-obatan untuk mengatasi keluhan dan menghentikan proses infeksi sesuai dengan penyebabnya. Obat-obatan yang digunakan dalam mengatasi keputihan biasanya berasal dari golongan flukonazol untuk mengatasi infeksi candida dan golongan metronidazol untuk mengatasi infeksi bakteri dan parasit.
Pencegahan Leukhorea
Leukorea dapat dicegah dengan cara sebagai berikut:
  1. Menjaga alat kelamin tetap bersih dan kering.
  2. Menghindari pakaian ketat.
  3. Seing mengganti pembalut saat datang haid.
  4. Menghindari douche (mencuci/membilas) vagina dengan larutan antiseptik.
  5. Mencuci alat kelamin bagian luar dengan air bersih.
Referensi
Idhawati, C. 2011. Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi Pada Ny. K Dengan Leukore Candidiasis Vulvovaginalis Di Ruang KIA Puskesmas Sawit I. Akbid Mamba’ul Ulum Surakarta.
Indah Arthanasia. 2011. Perawatan Gangguan Bermacam-macam Keputihan Pada Organ Reproduksi Wanita.
Manuaba, 2001. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan. Jakarta: EGC
Manuaba, IBG. 2008. Gawat Darurat Obstetric-Ginekologi Dan Obstetric-Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan. Jakarta: EGC. Hlm: 296-299.
Mansjoer, A. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I Edisi ketiga. Jakarta : Media Aesculapius.
Misni. 2011. Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi Pada Ny. S Dengan Leukore Di Puskesmas Banyudono. Akbid Mamba’ul Ulum Surakarta.
Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kandungan. Jakarata: Yayasan Bina Pustaka.
Prayetni, 2001. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Dengan Gangguan Reproduksi. Jakarta: Pusdiknas Depkes RI.
Thomas Rabe. 2002. Alih bahasa dr Ida Bagus Gde Manuaba, SPOG. Ilmu Kandungan.Jakarta : Hipokrates
Yatim, F, 2005. Penyakit Kandungan. Jakarta: Pustaka Populer Obor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar