Jumat, 18 Desember 2009

Asuhan pada neonatus dan bayi baru lahir dengan masalah yang lazim terjadi

HIPOTERMI

A. DEFINISI
Hipotermia adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh berada dibawah 35°Celsius.

B. PENYEBAB
Luas permukaan tubuh pada bayi baru lahir (terutama jika berat badannya rendah), relatif lebih besar dibandingkan dengan berat badannya sehingga panas tubuhnya cepat hilang. Pada cuaca dingin, suhu tubuhnya cenderung menurun. Panas tubuh juga bisa hilang melalui penguapan, yang bisa terjadi jika seorang bayi yang baru lahir dibanjiri oleh cairan ketuban.

C. GEJALA
Gejalanya bisa berupa:
- bayi tampak mengantuk
- kulitnya pucat dan dingin
- lemah, lesu
- menggigil.

Hipotermia bisa menyebabkan hipoglikemia (kadar gula darah yang rendah), asidosis metabolik (keasaman darah yang tinggi) dan kematian. Tubuh dengan cepat menggunakan energi agar tetap hangat, sehingga pada saat kedinginan bayi memerlukan lebih banyak oksigen. Karena itu, hipotermia bisa menyebabkan berkurangnya aliran oksigen ke jaringan.

D. DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan hasil pengukuran suhu tubuh.


E. PENGOBATAN
Bayi dibungkus dengan selimut dan kepalanya ditutup dengan topi. Jika bayi harus dibiarkan telanjang untuk keperluan observasi maupun pengobatan, maka bayi ditempatkan dibawah cahaya penghangat.

F. PENCEGAHAN
Untuk mencegah hipotermia, semua bayi yang baru lahir harus tetap berada dalam keadaan hangat. Di kamar bersalin, bayi segera dibersihkan untuk menghindari hilangnya panas tubuh akibat penguapan lalu dibungkus dengan selimut dan diberi penutup kepala.

G. METODE KANGURU UNTUK MERAWAT BAYI PREMATUR
Metode kanguru atau perawatan bayi lekat ditemukan sejak tahun 1983, sangat bermanfaat untuk merawat bayi yang lahir dengan berat badan rendah baik selama perawatan di rumah sakit ataupun di rumah.
Metode kanguru mampu memenuhi kebutuhan asasi bayi berat lahir rendah dengan menyediakan situasi dan kondisi yang mirip dengan rahim ibu, sehinggga memberi peluang untuk dapat beradaptasi baik dengan dunia luar.

H. KEUNTUNGAN YANG DI DAPAT DARI METODE KANGURU BAGI PERAWATAN BAYI :
  1. Meningkatkan hubungan emosi ibu – anak
  2. Menstabilkan suhu tubuh , denyut jantung , dan pernafasan bayi
  3. Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi dengan lebih baik
  4. Mengurangi stres pada ibu dan bayi
  5. Mengurangi lama menangis pada bayi
  6. Memperbaiki keadaan emosi ibu dan bayi
  7. Meningkatkan produksi asi
  8. Menurunkan resiko terinfeksi selama perawatan di rumah sakit
  9. Mempersingkat masa rawat di rumah sakit

I. APA SAJA KRITERIA BAYI UNTUK METODE KANGURU:
  1. Bayi dengan berat badan ≤ 2000 g
  2. Tidak ada kelainan atau penyakit yang menyertai
  3. Refleks dan kordinasi isap dan menelan yang baik
  4. Perkembangan selama di inkubator baik
  5. Kesiapan dan keikut sertaan orang tua, sangat mendukung dalam keberhasilan.

J. CARA MELAKUKAN METODE KANGURU:
  1. Beri bayi pakaian, topi , popok dan kaus kaki yang telah dihangatkan lebih dahulu
  2. Letakkan bayi di dada ibu, dengan posisi tegak langsung ke kulit ibu dan pastikan kepala bayi sudah terfiksasi pada dada ibu.
  3. Posisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk , kepala dan dada bayi terletak di dada ibu dengan kepala agak sedikit mendongak.
  4. Dapat pula memeakai baju dengan ukuran lebih besar dari badan ibu , dan bayi diletakkan diantara payudara ibu, baju ditangkupkan, kemudian ibu memakai selendang yang dililitkan di perut ibu agar bayi tidak terjatuh.
  5. Bila baju ibu tidak dapat menyokong bayi , dapat digunakan handuk atau kain lebar yang elastik atau kantong yang dibuat sedemikian untuk menjaga tubuh bayi.
  6. Ibu dapat beraktivitas dengan bebas, dapat bebas bergerak walau berdiri , duduk , jalan, makan dan mengobrol. Pada waktu tidur , posisi ibu setengah duduk atau dengan jalan meletakkan beberapa bantal di belakang punggung ibu.
  7. Bila ibu perlu istirahat , dapat digantikan oleh ayah atau orang lain.
  8. Dalam pelaksanaannya perlu diperhatikan persiapan ibu, bayi, posisi bayi , pemantauan bayi , cara pamberian asi , dan kebersihan ibu dan bayi.

HIPERTERMI

Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37°C. Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan merangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap. Upaya-upaya yang kita dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh yaitu mengenakan pakaian yang tipis, banyak minum, banyak istirahat, beri kompres, beri obat penurun panas (Harold S. Koplewich, 2005). Ada beberapa teknik dalam memberikan kompres dalam upaya menurunkan suhu tubuh antara lain kompres hangat basah, kompres hangat kering (buli-buli), kompres dingin basah, kompres dingin kering (kirbat es), bantal dan selimut listrik, lampu penyinaran, busur panas (Anas Tamsuri, 2007).

Penilaian hipertermia BBL
Gejala hipertermia BBL
  1. Suhu tubuh bayi > 37,5oC
  2. Frekuensi pernafasan bayi > 60/menit
  • Tanda-tanda dehidrasi : BB menurun, turgor kuli kurang, banyaknya air kemih berkurang.
  • Penanganan hipertermia BBL
  1. Bayi dipindah ke ruangan yang sejuk suhu kamar 26o – 28oC
  2. Tubuh bayi diseka dengan kain basah sampai suhu tubuh bayi normal
  3. Berikan cairan dekstrose : NaCl = 1 : 4 secara intravena sampai dehidrasi teratasi
  4. Antibiotik diberikan apabila ada infeksi

SISTEM RUJUKAN NEONATUS

Pendahuluan
Sistem rujukan Neonatus adalah suatu sistem yang memberikan suatu gambaran tata cara pengiriman Neonatus resiko tinggi dari tempat yang kurang mampu memberikan penanganan ke Rumah Sakit yang dianggap mempunyai fasilitas yang lebih mampu dalam hal penatalaksanaannya secara menyeluruh ( yaitu mempunyai fasilitas yang lebih, dalam hal tenaga medis, laboratorium, perawatan dan pengobatan). Dalam rujukan terjadi antara lain :
Penyerahan tanggung jawab timbal balik perawatan penderita dari suatu unit kesehatan secara partikal dan horizontal pada unit kesehatan yang lebih mampu,
Penyaluran pengetahuan dan keterampilan dari unit kesehatan yang lebih mampu pada unit kesehatan yang lebih kecil.
Pengiriman bahan untuk pemeriksaan laboratorium dari unit kesehatan yang kecil pada unit kesehatan yang lebih mampu dan pengiriman hasil kembali oada unit kesehatan yang mengirimnya.
Tujuan sistem rujukan neonatus adalah memberikan pelayanan kesehatan pada neonatus dengan cepat dan tepat, menggunakan fasilitas kesehatan neonatus seefesien mungkin dan mengadakan pembagian tugas pelayanan kesehatan neonatus pada unit-unit kesehatan sesuai dengan lokasi dan kemampuan unit-unit tersebut serta mengurangi angka kesakitan dan kematian bayi.

Tingkat Perawatan Unit Bayi yang baru lahir

Berdasarkan faktor resiko dan kemampuan unit kesehatan, pada dasarnya tingkat perawatan dibagi menjadi :
Pelayanan dasar termasuk di dalamnya adalah RS kelas D, Puskesmas dengan tempat tidur, Rumah Bersalin.
Pelayan spesialistik di dalamnya termasuk RS kelas C, RS Kabupaten, RS Swasta, RS Propinsi.
Pelayanan sub spesialistis ialah RS kelas A, RS kelas B pendidikan non pendidikan pemerintah atau swasta.

Prinsip dasar Merujuk
Apabila setelah dilakukan pertolongan bayi menjadi sakit atau gawat dan membutuhkan fasilitas dan keahlian yang lebih memadai,bayi harus dirujuk. Keputusan untuk merujukbayi baru lahir sebaiknya dibuat oleh petugas pelayanan kesehatan atas dasar kesepakatan dengan keluarga.
Selama rujukan perawatan ASI diusahkan tetap diberikan. Apabila tidak memungkinkan ASI tetap harus dikeluarkan supaya payudara tetap produktif. Dalam menangani bayi baru lahir, petugas senantiasa diharapkan :
  1. Mewaspadai factor resiko
  2. Mengenal tanda-tanda resiko tinggi
  3. Mengetahui indikasi rujukan







Tidak ada komentar:

Posting Komentar