Dalam kamus bahasa kata seks berarti jenis kelamin. Menurut Masters Johnson dan Kolodny (1992) seksualitas menyangkut berbagai dimensi yang sangat luas. Diantaranya adalah dimensi biologis, psiklogis, social dan cultural.
Dimensi Biologis
Berdasarkan perspektif biologis (fisik), seksualitas berkaitan dengan anatomi dan fungsional alat reproduksi atau alat kelamin manusia dan dampaknya bagi kehidupan fisik atau biologis manusia. Termasuk di dalamya, bagaimana menjaga kesehatannya dari gangguan seperti penyakit menular seksual, ISR (Infeksi Saluran Reproduksi), bagaimana memfungsikannya secara optimal sebagai alat reproduksi sekaligus alat rekreasi serta dinamika munculnya dorongan seksual secara biologis.
Dimensi Psikologis
Berdasarkan dimensi ini, seksualitas berhubungan erat dengan bagaimana manusia menjalani fungsi seksual, sesuai dengan identitas jenis kelaminnya dan bagaimana dinamika aspek-aspek psikologis (kognisi, emosi, motivasi, perilaku) terhadap seksualitas itu sendiri, serta bagaimana dampak psikologis dari keberfungsian seksualitas dalam kehidupan manusia.
Dimensi Sosial
Dimensi social melihat bagaimana seksualitas muncul dalam relasi antar manusia, bagaimana seseorang beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan tuntutan peran dari lingkungan social, serta bagaimana sosialisasi peran dan fungsi seksualitas dalam kehidupan manusia.
Dimensi Kultural-Moral
Dimensi ini menunjukkan bagaimana nilai-nilai budaya dan moral mempunyai penilaian terhadap seksualitas. Misalnya di Negara Timur, orang belum ekspresif mengungkapkan seksualitas, berbeda dengan Negara di Barat. Seksualitas di Negara-negara Barat umumnya menjadi salah satu aspek kehidupan yang terbuka dan menjadi hak asasi manusia. Berbeda halnya dengan moralitas Islam, misalnya menganggap bahwa seksualitas sepenuhnya adalah hak Tuhan, sehingga penggunaan dan pemanfaatannya harus dilandasi pada norma-narma agama yang sudah mengatur kehidupan seksualitas manusia secara lengkap.
Menurut Marti Blanch & Merri Collier (1993), seksualitas meliputi lima area :
1. Sensualitas : kenikmatan yang merupakan bentuk interaksi antara pikiran dan tubuh. Umumnya sesualitas melibatkan panca indera (aroma, rasa, penglihatan, pendengaran, sentuhan) & otak (organ yang paling kuat terkait dengan seks dalam fungsi fantasi, memory atau pengalaman).
2. Intimacy : Ikatan emosional atau kedekatan dalam relasi interpersonal. Biasanya mengandung unsure-unsur kepercayaan, keterbukaan diri, kelekatan dengan orang lain, kehangatan fisik, dan saling mengahargai.
3. Identitas : Peran jenis kelamin yang mengandung pesan-pesan jender perempuan dan laki-laki, mitos-mitos (feminimitas dan maskulinitas) serta orientasi seksual. Hal ini juga menyangkut bagaimana seseorang menghayati peran jenis kelamin sesuai dengan jenis kelaminnya, hingga ia ampu menerima diri dan mengembangkan diri sesuai dengan peran jenis kelaminnya.
4. Lifecycle (lingkaran kehidupan) : aspek biologis dan seksualitas yang terkait dengan anatomi dan fisiologi organ seksual.
5. Exploitation (eksploitasi) : unsure control dan manipulasi terhadap seksualitas seperti kekerasan seksual, pornografi, pemerkosaan dan pelecehan seksual
Sedangkan Teddy Hidayat (1997) memberikan ruang lingkup seksualitas antara lain terdiri dari:
1. Seksual Biologis : komponen yang mengandung beberapa cirri dasar seks yang terlihat pada individu yang bersangkutan (kromosom, hormone serta cirri seks primer dan sekunder). Ciri seks primer timbul sejak lahir, yaitu alat kelamin luar (genitalia eksternal) dan alat kelamin dalam (genitalia interna). Ciri seks sekunder timbul saat seseorang meningkat dewasa seperti timbulnya bulu-bulu badan di tempat tertentu (ketiak, dada), berkembangnya payudara pada perempuan dan perubahan suara pada laki-laki.
2. Identitas Seksual adalah konsep diri pada individu yang menyatakan dirinya lak-laki atau perempuan. Identitas seksual dalam pembentukannya banyak dipengaruhi oleh lingkungan, keluarga (orang tua) atau figure yang signifikan dalam kehidupan anak.
3. Identitas Jender adalah penghayatan perasaan kelaki-lakian atau keperempuanan yang dinyatakan dalam bentuk perilaku sebagai laki-laki atau perempuan dalam lingkungan budayanya. Identitas budaya sebagai interaksi antara factor fisik dan psikoseksual. Interaksi yang harmonis antara kedua factor ini akan menunjang perkembangan norma seorang perempuan atau laki-laki.
4. Perilaku seksual yaitu orientasi seksual dari seorang individu, yang merupakan interaksi antara dua unsur yang sulit dipisahkan, yaitu tingkah laku seksual dan tingkah laku jender. Tingkah laku seksual didasari oleh dorongan seksual untuk mencari dan memperoleh kepuasan seksual, yaitu orgasmus. Tingkah laku jender adalah tingkah laku dengan konotasi maskulin atau feminism di luar tingkah laku seksual. Dalam perkembangan seksualitas, perilaku seksual mulai muncul sejak kecil dalam bentuk berbeda. Perilaku ini makin disadari ketika usia remaja.
https://www.blogger.com/comment.g?blogID=5798877523064401560&postID=2735925940479212093&page=1&token=1525013126631
BalasHapus