Senin, 14 Desember 2009

UNWANTED PREGNANCY


Unwanted Pregnancy disebabkan oleh :
  1. Perkosaan.
  2. Pergaulan bebas/seks bebas.
  3. Pacaran yang tak terkendali.
  4. Pasangan suami isteri dengan banyak anak.
  5. Karena tidak mengikuti program KB.
  6. Pasangan suami isteri dengan anak masih kecil(<1th)>
  7. karena tidak memakai kontrasepsi (KB), sehingga
  8. anak masih kecil, sudah disusul kehamilan berikutnya.
  9. Perselingkuhan

Akibat Unwanted Pregnancy :
Pasangan tersebut, baik suami isteri atau lebih-lebih yang bukan suami isteri, akan melakukan tindakan aborsi. Tindakan aborsi ialah tindakan menggugurkan kandungan, sehingga terjadi abortus. Abortus ialah keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas (mampu hidup). Viabilitas (mampu hidup).
Karena definisi viabilitas berbeda-beda diberbagai negara, maka Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), merekomendasikan bahwa janin viabel apabila masa gestasi telah mencapai 22 minggu atau lebih, atau apabila berat janin 500 gram atau lebih.Kebanyakan ABORTUS terjadi secara alamiah atau diinduksi) antara kehamilan minggu ke-6 dan ke-10

Etiologi Abortus Spontan
Penyebab ABORTUS ialah Ovofetal dan Ibu. Pada kehamilan minggu-minggu pertama ( 0 – 10 minggu) , faktor ovofetal bertanggung jawab atas sebagian besar abortus, pada kehamilan selanjutnya ( 11 – 22 minggu), faktor ibu menjadi lebih berperanan.
Faktor Ovofetal
Pemeriksaan janin dengan ultrasonografi (USG), dan selanjutnya pemeriksaan histologik menunjukkan bahwa pada 70 % kasus, ovum yang telah dibuahi gagal berkembang dengan baik atau mengalami malformasi. Pada 40 % dari kasus ini, kelainan kromosom mendasari terjadinya Abortus. Pada 20 % abortus, trofoblas gagal mengadakan implantasi secara adekuat.
Faktor Ibu.
Penyakit sistemik pada ibu terutama infeksi bertanggung jawab terhadap 2 % abortus. Sebanyak 8 % berikutnya berhubungan dengan kelainan uterus seperti kelainan kongenital, mioma uteri, terutama submukosa atau inkompetensi servikal. Penyebab psikosomatik diduga merupakan penyebab abortus utama, tapi bukti sulit dievaluasi.

Mekanisme Abortus
Penyebab abortus yang paling dekat ialah pelepasan embrio parsial atau komplit, akibat perdarahan kecil didalam desidua. Ketika terjadi kegagalan fungsi plasenta, uterus mulai berkontraksi sehingga proses abortus mulai.
Jika terjadi sebelum minggu ke-8 embrio defektif yang tertutup vili dan desidua cenderung dikeluarkan dalam gumpalan (yang disebut “blighted ovum”), walaupun sedikit produk konsepsi dapat tertahan didalam uterus maupun serviks. Perdarahan uterus terjadi sewaktu proses pengeluaran
Jika terjadi antara minggu ke-8 dan ke-14 : Mekanisme diatas dapat terjadi atau membran ketuban dapat ruptur sehingga mengeluarkan janin yang cacat tetapi gagal mengeluarkan plasenta. Plasenta ini dapat menonjol diostium serviks eksterna atau tetap melekat pada dinding uterus. Tipe abortus ini dapat diikuti perdarahan banyak.
Jika terjadi antara minggu ke-14 dan ke-22 : Janin biasanya dikeluarkan dengan diikuti plasenta beberapa saat kemudian. Plasenta lebih jarang tertahan. Biasanya perdarahan tidak berat, tetapi rasa nyeri dapat hebat, sehingga menyerupai persalinan kecil.

Macam-macam abortus :
Abortus Mengancam ( Abortus Iminens ).
Diagnosa Abortus Iminens ditegakkan bila seorang wanita hamil mengalami perdarahan uterus dengan atau tanpa kontraksi uterus. Penyebab perdarahan pada kehamilan dini yang lain harus disingkirkan. Pemeriksaan vagina (atau pemeriksan spekulum vagina) menunjukkan bahwa serviks tidak berdilatasi. Pada pemeriksaan USG akan ditemukan tiga (3) kemungkinan hasil, yaitu : Ukuran kantong amnion normal dan jantung janin berdenyut. Kantong amnion kosong. Missed abortion atau abortus inkomplet. Jika hanya didapati temuan pertama, diagnosa dapat dikonfermasi, yaitu Abortus Iminens. Temuan USG juga memberikan informasi bahwa kehamilan akan berlanjut ( 98 % ), pasien dapat dihibur
Abortus Yang tidak terhindarkan ( Abortus Insipiens).
Abortus Iminens yang tidak dapat dipertahankan, akan berlanjut menjadi Abortus yang tidak terhindarkan (Abortus Insipiens). Perdarahan pervaginam banyak dan serviks uteri ada dilatasi (pembukaan). Perut nyeri/sakit sekali karena terjadi kontraksi uterus. Biasanya janin/produk kehamilan sudah berada di serviks uteri.
Abortus Tidak komplit ( Abortus Inkomplit).
Biasanya janin/produk kehamilan lahir, tetapi ada yang tertinggal didalam uterus. Perdarahan bisa sedang, bisa juga banyak, tergantung dari jaringan yang tertinggal. Kalau sudah terjadi agak lama, biasanya Hb rendah. Tekanan darah (tensi) biasanya rendah bisa sampai terjadi syok.
Abortus Hasil dikeluarkan ( Abortus Komplit ).
Biasanya janin dikeluarkan dalam keadaan utuh seluruhnya yang terbungkus dalam kantong yang utuh beserta plasenta dalam satu kantong, sehingga tidak ada jaringan yang tertinggal dalam uterus. Perdarahan pervaginam sedikit atau tidak ada.
Abortus disertai infeksi ( Abortus Septik ).
Dalam 80 % kasus, infeksinya ringan dan terlokalisir di desidua. Organisme yang terlihat biasanya endogen dan paling sering adalah streptokok anaerob, stafilokok atau E. Coli. Dalam 15 % kasus, infeksinya berat, mengenai miometrium dan mungkin menyebar ke tuba Falopii. Jika infeksinya menyebar dari serviks, dapat mengenai jaringan parametrium atau seluler pelvik. Dalam 5 % kasus, terjadi peritonitis generalis.
Missed Abortion.
Dalam beberapa kasus abortus, embrio atau janin yang mati tidak dikeluarkan secara spontan. Jika embrio mati pada minggu-minggu awal, abortus ini anembrionik atau dirusak. Pada kasus lain, tampak bentuk janin tapi mati. Walaupun janin sudah mati, progesteron terus menerus disekresi oleh jaringan plasenta yang bertahan hidup, sehingga menghambat pengeluaran hasil konsepsi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar