Minggu, 13 Desember 2009

LOKAKARYA DI AKBID YOGYAKARTA: “REMAJA PEDULI HIV/AID”

Bila HIV/AIDS tak segera ditanggulangi, akan terjadi penambahan 3.353 kasus per tahun di DIY. Saat ini di DIY ditemukan 154 kasus HIV/AIDS dan total populasi berisiko tinggi sebanyak 61.350 orang.
Demikian diungkapkan Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Propinsi DIY, dr. Sarminto, M.Kes., dihadapan peserta Lokakarya ”Remaja Peduli HIV/AIDS’, kamis (13/11), di Aula Akademi Kebidanan Yogyakarta (Akbid Yo). Lokakarya diselenggarakan Akbid Yo bersama Dinas Kesehatan Propinsi DIY. Acara diikuti 70 siswa SLTA se-DIY, menghadirkan pula pembicara dr. Achmad Akhadi S, Yuwono Hadiwijoyo, SKM., M.Kes., Samuel RS (LSM Victory) dan Nining Tunggal SS, SKM (Akbid Yo).
Menurut dr. Sarminto, kondisi epidemi hingga 30 Juni 2008 di Indonesia tercatat 12.686 kasus AIDS, HIV positif ada 6.277 kasus, sedangkan proporsi kasus meninggal mencapai 19,54 persen. Sementara di DIY hingga Oktober 2008 jumlah HIV positif dan AIDS mencapai 615 kasus. ”Dari jumlah itu tercatat 154 orang dengan HIV/AIDS (ODHA),”jelasnya.
Lebih lanjut diungkapkan, fakta penting yang ditemukan Dinas Kesehatan Propinsi DIY, 44 persen pengguna narkoba jarum suntik pernah berhubungan seks dengan wanita pekerja seks (WPS), namun hanya 67 persen dari mereka menggunakan kondom. Di sisi lain, 60 persen pengguna jasa WPS adalah pria beristri dan 8 persen pengguna jasa WPS tidak menggunakan kondom. ”Prevalensi HIV positif pada WPS meningkat dari 0,5 persen menjadi 14 persen pada 2005,” ungkap Sarminto.
Sedangkan Direktur Akbid Yo, Drs. Henri Soekirdi, M.Kes., menjelaskan epidemi virus HIV/AIDS saat ini sudah menjurus pada penularan keluarga. Hal ini diindikasikan dari adanya sejumlah bayi yang tertular AIDS. Penularannya bukan hanya melalui aktivitas seksual, juga dari pemakaian jarum suntik bersama yang belum disterilkan, maupun transfusi darah tak terkontrol.
Untuk itu, lanjutnya, melalui lokakarya ini Akbid mengajak remaja untuk menanggulangi masalah AIDS dan pencegahannya. Sebab kalangan remaja, termasuk siswa SLTA termasuk berisiko tinggi tertular virus HIV/AIDS. ”Sehingga siswa SLTA se-DIY dikumpulkan dan diberi pengertian tentang AIDS, ” jelas Henri. (Ben)-m
KR, Jum’at Legi 14 November 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar